Rabu, 29 Oktober 2014
Sabtu, 25 Oktober 2014
Senin, 20 Oktober 2014
LAPORAN TETAP KIMIA DASAR
KATA
PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan
yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmatnya kami dapat
menyelesaikan “Laporan Tetap Praktikum
Kimia Dasar” dengan sebaik-baiknya dan tepat waktu.
Adapun tujuan kami
membuat laporan ini adalah sebagai bukti
hasil dari percobaan-percobaan yang pernah dilakukan saat praktikum dan untuk
melengkapi tugas dari praktikum kimia. Penulis juga berterima kasih kepada pihak-pihak
yang telah membantu dalam proses penyelesaian laporan ini.
Penulis
menyadari bahwa dalam penyelesaian
laporan ini, banyak mengalami kesulitan sehingga tidaklah mengherankan apabila
dalam laporan ini masih banyak ditemukan kesalahan-kesalahan. Oleh karena itu, kami
sebagai penyusun banyak mengalami kendala dan kesulitan. Kami menyadari bahwa
laporan ini masih jauh dari kesempurnaan oleh sebab itu kritik dan saran dari
berbagai pihak yang sifatnya membangun sangat kami harapkan, semoga laporan ini
bermanfaat adanya. Dan kami berterima kasih kepada semua Co Ass yang sudah
membantu kami dalam melakukan praktikum dilaboratorium.
Mataram, 25 Desember
2013
Penyusun
DAFTAR ISI
LEMBAR
PENGESAHAN ……………………………………………………… i
KATA
PENGANTAR …...……………………………………………………... iii
DAFTAR
ISI ……………………………………………………………….…… iv
DAFTAR
TABEL ………………………………………………………………. vi
BAB
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang …………………………………………………………….. 1
1.2 Tujuan
……………………………………………………………….......… 3
BAB
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengenalan Alat dan Bahan ………………………………………………. 4
2.2 Pembuatan Larutan Dengan Berbagai Konsentrasi ………………….….…
5
2.3 Pembuatan
Larutan Asam,Basa ,dan Garam ……………………………..... 6
2.4 Pengukuran
pH Larutan Asam , Basa,dan Garam ……….………………… 6
BAB
III. METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Pelaksanaan
praktikum ………………………………………………………. 8
3.1.1
Waktu Praktikum
3.1.2
Tempat
Praktikum
3.2 Alat
dan Bahan Praktikum ……………………………………………….….. 8
3.2.1
Alat Praktikum
3.2.2
Bahan Praktikum
3.3 Prosedur
Kerja …………………………………………………………….…. 9
3.1.1
Pengenalan Alat dan Bahan
3.1.2
Pembuatan Larutan Dengan Berbagai
Konsentrasi
3.1.3
Pembuatan Larutan Asam ,Basa,dan Garam
3.1.4
Pengukuran pH Larutan Asam, Basa, dan
Garam
BAB
IV. HASIL PENGAMATAN
4.1 Hasil
Pengamatan Alat dan Bahan …………………………………………. 12
Tabel
1.Pengenalan Alat
Tabel
2.Pengenalan Bahan
4.2 Pembuatan
Larutan Dengan Berbagai Konsentrasi ……………………...…. 16
Tabel 1.Pembuatan
Larutan Dengan Konsentrasi Tertentu Dari Bahan Padatan
Tabel 2.Pembuatan
Larutan Dengan Berbagai Konsentrasi Dari Larutan Induk
4.3 Pembuatan
Larutan Asam, Basa, dan Garam
4.4 Pengukuran
pH Larutan Asam, Basa, dan Garam ……………………..…… 19
Penentuan pH Larutan
Dengan Menggunakan Metilen Merah dan Penoftheilin
Penentuan pH Larutan Dengan Menggunakan pH Meter Atau Stik pH
Penentuan pH Dengan Kertas Lakmus
BAB
V. PEMBAHASAN
5.1 Pengenalan
Alat dan Bahan …………………………………………..... 22
5.2 Pembuatan
Larutan Dengan Berbagai Konsentrasi ….……………….… 23
5.3 Pembuatan
Larutan Asam , Basa, dan Garam …….……………………. 24
5.4 Pengukuran Ph Asam, Basa, dan Garam ………….………………….... 25
BAB
VI. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
………………………………………….…………………. 27
5.2 Saran
………………………………………………….………………... 28
DAFTAR
PUSTAKA
DAFTAR
TABEL
Pengenalan
Alat dan Bahan
Tabel
1 Alat ……………………………………………………………….…… 12
Tabel
2 Bahan …………………………………………………………………. 15
Pembuatan
larutan dengan berbagai konsentrasi
Tabel
3. Pembuatan larutan dengan konsentrasi tertentu dari bahan padatan
NaOH ……………………………………………………………….... 16
Tabel
4. Pembuatan larutan dengan berbagai konsentrasi dari larutan induk ..... 17
Pengukuran
pH asam, basa, dan garam
Tabel
5. Penentuan pH larutan dengan menggunakan metilen merah dan
penoftheilin.
………………………………………………………..… 19
Tabel
6. Penentuan pH larutan dengan menggunakan pH meter atau pH stik …. 19
Tabel
7. Penentuan pH Larutan Dengan Menggunakan Kertas Lakmus ………. 19
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
Praktik adalah percobaan yang
dilakukan di dalam laboratorium dan bisa juga dilakukan di luar laboratorium
atau di lapangan tempat penelitian dan laboratorium merupakan tempat utama
dimana ilmu kimia dikembangkan. Laboratorium juga merupakan suatu tempat dimana
mahasiswa atau praktikan melakukan percobaan. Dalam melaksanakan pekerjaan
dilaboratorium, biasanya para praktikan akan melakukan perhitungan dan
pengukuran. Dalam hal ini, maka praktikan harus mengenal peralatan-peralatan
yang ada di laboratorium agar dapat melakukan perhitungan dan pengukuran.
Berbicara tentang alat-alat laboratorium secara ilmiah
tidaklah mudah, karena harus membuka bermacam referensi. Bahkan tidak menutup kemungkinan
kita tidak menemukan referensi yang kita harapkan Pada zaman modern ini kita
mengenal alat-alat dan bahan yang sangat berguna atau menghiasi laboratorium
sebagian besar gelas ukur, tabung reaksi, gelas, gelas piala, Hcl, Nacl dan
lain-lain.
Kita harus memperhatikan alat-alat
laboratorium yang kita gunakan, karena alat-alat tersebut memiliki skala yang
berbeda-beda, dan tentu saja memiliiki tingkat ketelitian yang berbeda pula.
Semakin kecil skala alat tersebut maka akan semakin besar tingkat
ketelitiannya. Hal kedua yang harus diperhatikan adalah bagaimana menggunakan
dan cara agar dapat membaca skala itu sendiri. Pengenalan alat sangatlah
penting, pengenalan penggunaan alat-alat tersebut sangat penting agar pekerjaan
dalam laboratorium dapat berjalan dengan baik. Kesalahan dalam penggunaan alat
dan bahan dapat menimbulkan hasil yang didapat tidak akurat, oleh karena itu,
pemahaman fungsi dan cara kerja peralatan serta bahan harus dikuasai oleh
praktikan sebelum melakukan praktikum dilaboratorium kimia.
1.2. Tujuan
Praktikum
Adapun
tujuan praktikum kimia dasar ini antara lain :
1.
Untuk mengenal
berbagai macam nama alat yang ada dilaboratorium dan mengenal beberapa macam
alat-alat yang sederhana dan bahan yang sering digunakan di laboratorium.
2.
Untuk
mempraktikan atau mempelajari cara-cara pembuatan larutan dengan konsentrasi
tertentu dari bahan padat seperti NaOH.
3.
Untuk membuat
berbagai konsentrasi larutan induk yang telah diketahui konsentrasinya.
4.
Untuk mengetahui
cara pombuatan asam,basa,dan garam.
5.
Untuk menghitung
dan mengukur pH berbagai larutan asam, basa, dan garam.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Pengenalan alat dan bahan
Pada dasarnya setiap alat memiliki
nama yang menunjukan kegunaan alat, prinsip kerja, atau proses yang berlangsung
ketika alat digunakan. Beberapa kegunaan alat dapat dikenali berdasarkan
namanya. Penamaan alat-alat yang biasa digunakan untuk mengukur biasanya
diakhiri dengan kata meter seperti thermometer, hygrometer, dan
spektrofotometer.Alat-alat pengukur yang disertai dengan informasi tertulis biasanya
diberi tambahan “Graph” seperti thermograph, barograph (Ferebiology 2007).
Sebelum melakukan praktikum, terlebih dahulu
kita harus mengetahui tentang alat-alat yang digunakan dalam melakukan
praktikum tersebut. Hal ini berguna untuk mempermudah kita dala melaksanakan
percobaan, sehingga resiko kecelakaan dilaboratorium dapat
ditanggulangi.Kebersihan dan kesempurnaan alat sangat penting untuk bekerja
dilaboratorium. Alat yang kelihatan secara kasat mata, belum tentu bersih, tergantung
pada pemahaman seorang analis mengenai apa artinya bersih. Alat kaca seperti
Erlenmeyer, gelas kimia, gelas ukur paling baik dibersihkan dengan sabun atau
deterjen sintetik. Pipet, buret, dan labu volumetric mungkin memerlukan larutan
deterjen panas untuk bisa benar-benar bersih sesuai yang diinginkan (Day dan
Underwood 1998).
Pemakaian bahan kimia akan sangat
berpengaruh terhadap alat-alat yang digunakan. Setiap alat dirancang dengan
bahan-bahan yang berbeda ada yang terbuat dari kaca, plastic, karet, kuarsa, platina,
logam dan lain-lain sesuai dengan fungsinya masing-masing. Alat-alat tersebut
ada yang tahan terhadap basa, tahan terhadap kondisi asam, tahan terhadap
panas, da nada yang hanya tahan terhadap kondisi normal. Oleh sebab
itu,penggunaan alat dan bahan kimia sangat menentukan keberhasilan suatu
penelitian (Anonim 2010).
2.2
Pembuatan Larutan Dengan Berbagai
Konsentrasi
Larutan
merupakan campuran zat-zat yang homogeny ,yang memiliki komposisi merata atau
serba sama diseluruh bagian volumenya. Suatu larutan mengandung suatu zat
terlarut atau lebih dan satu pelarut. Zat terlarut merupakan komponen yang
jumlahnya sedikit, sedangkan pelarut adalah komponen yang jumlahnya banyak (Achmad
1996).
Ada dua komponen yang penting dalam
suatu larutan yaitu pelarut dan zat yang dilarutkan dalam pelarut tersebut. Zat
yang dilarutkan itu disebut zat terlarut (solute). Larutan yang menggunakan air
sebagai pelarut dinamakan larutan dalam air. Larutan yang mengandung zat
terlarut dalam jumlah yang banyak dinamakan larutan pekat. Jika jumlah zat
terlarut sedikit dinamakan cairan dengan cairan padatan atau gas sebagai zat
yang terlarut .Larutan dapat berupa padat dan gas, karena molekul-moleku gas
berpisah jauh. Molekul-molekul dalam
campuran gas berbaur secara acak, semua gas ada larutan, contoh terbaik larutan
adalah udara (Karyadi 1994).
Proses pembuatan larutan suatu zat yang
berasal dari cairan pekatnya disebut pengenceran. Larutan didefinisikan sebagai
campuran homogeny antara dua atau lebih zat yang terdispersi baik sebagai
molekul atommaupun ion yang komposisinya dapat bervariasi. Solute adalah zat
yang terlarut sedangkan solvent adalah medium dalam mana solute terlarut, larutan
encer adalah larutan yang sejumlah kecil solute relative terhadap jumlah
pelarut. Sedangkan larutan pekat adalah larutan yang mengandung sebagian besar
solute (Anonim 2008).
2.3
Pembuatan Larutan Asam, Basa, dan Garam
Asam dan basa didefinisikan oleh
ahli kimia berabad-abad yang lalu dalam sifat-sifat larutan air mereka. Dalam
pengertian ini suatu zat yang larutan airnya berasa asam memerahkan lakmus biru,
bereaksi dengan logam aktif untuk membentuk hydrogen dan menetralkan basa.
Dengan mengikuti pola yang serupa suatu basa didefinisikan sebagai zat yang
larutan airnya tersa pahit dan terasa
licin dikulit (Achmad 1996).
Setelah reaksi antara asam klorida
dan natrium hidroksida lengkap,tinggallah larutan dari ion Na dan Cl meskipun
keduanya ion proton ini tidak terlibat dalam proses dapatlah dikatakan bahwa
larutan NaCl terbentuk sebagai akibat reaksi asam dan basa yang dicampur dengan
zat-zat yang ada pada saat reaksi itu selesai tampa memperhatikan pelarut yang
digunakan jika ada reaksi antara HCl dan NaOH baik dalam bentuk murni maupun
dalam larutan air (Pudjaatmaka 1980).
Reaksi asam dan basa yang sama
kekuatannya akan menghasiliaan larutan netral. Asam dan basa yang bereaksi
dapat keduanya kuat maupun keduanya lemah. Reaksi asam dan basa dengan kekuatan
yang berlainan akan menghasilkan larutan
yang asam lemah atau basa lemah tergantung pada kekuatan adsam konjugat dan
basa konjugat yang dihasilkan. Jika asam yang dihasilkan itu lebih kuat dari
pada basa yang dihasilkan maka akan diperoleh asam lemah. Sebaliknya jika basa
yang dihasilkan lebih kuat dari asam yang dihasilkan akan diperoleh larutan
basa lemah (Pudjaatmaka 1980).
2.4
Pengukuran pH Asam, Basa, dan Garam
Potensial Hidrogen (pH) adalah ukuran
keasaman atau kebasahan dari larutan air. pH dalam larutan kira-kira sama
dengan negative logaritma dan konsentrasi ion hydronium (H3OH+).
pH rendah menunjukan tingginya konsentrasi ion hydronium sedangkan pH tinggi
menunjukan konsentrasi yang rendah (Anonim 2010).
Rumus:
pH =-log (H+) = log +
Istilah pH merupokan singkatan dari
“daya H” (Power of Hydrogen), semakin rendah pH-nya, makin besar konsentrasi
ion hydrogennya. Larutan netral memiliki pH =7, sedangkan keasaman maksimal
dalam larutan berpelarut air adalah pH 1. Nilai pH diatas 7 mengidentifikasikan
larutan basa sedangkan kebasahan maksimal dilambangkan dengan pH 14 (George
2005).
Asam dan basa merupakan dua golongan
zat yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Berkaitan dengan sifat
asam dan basa ,larutan dikelompokan dakam tiga golongan yaitu bersifat asam, bersifat
basa, dan bersifat netral. Asam dan basa memiliki sifat yang berbeda-beda
sehingga kita bisa menentukan sifat suatu larutan. Untuk menentukan suatu
larutan bersifat asam atau basa, ada beberapa cara yang pertama menggunakan
indicator warna, yang akan menunjukan sifat suatu larutan dengan perubahan
warna yang terjadi misalnya kertas lakmus, akan berwarna merah pada larutan
yang bersifat asam dan akan berwarna biru dalam larutan yang bersifat basa.
Sifat asam, basa suatu larutan juga dapat ditentukan dengan mengukur pH-nya. pH
merupakan suatu parameter yang digunakan
untuk menyatakan tingkat keasaman larutan. Larutsn asam pH nya kurang dari
tujuh (pH<7), larutan basa memiliki pH lebih dari tujuh (pH>7) sedangkan
larutan netral memiliki pH=7. pH suatu larutan ditentukan dengan indicator pH
atau pH meter (Ralp.H 1987).
BAB III METODELOGI PRAKTIKUM
3.1
Pelaksanaan Praktikum
3.1.1
Waktu Praktikum
Praktikum ini dilaksanakan pada
tanggal 25 November sampai tanggal 16 Desember 2013 pukul 16.30 sampai 17.30
wita.
3.1.2
Tempat
Praktikum
Praktikum ini dilaksanakan di
Laboratorium Kimia dan Biologi Tanah Fakultas Pertanian Universitas Mataram.
3.2
Alat dan Bahan Praktikum
3.2.1
Alat Praktikum
Alat yang digunakan dalam praktikum
ini antara lain : gelas ukur 25 ml, labu ukur 100 ml, gelas kimia 600 ml, pipet
tetes, spatula, pipet ukur, gelas arloji, corong, tabung reaksi, rak tabung
reaksi, karet hisap, pipet volume 10 ml, pipet titrasi 50 ml, timbangan
analitik, labu ukur 50 ml, botol semprot, pipet gondok, gelas ukur 10 ml, dan pH meter.
3.2.2
Bahan Praktikum
Bahan yang digunakan dalam praktikum
ini adalah sodium hydroxide (NaOH), potassium dichromate (K2Cr2O3),
alcohol (C2H5OH), asam boric (H3BO3),
asam nitrat (HNO3), hydrochloric acid (HCl2), ammonium
asetat (C2H7NO3), asam sulfur (H2SO4),
kertas saring, HCl 1 M, aquades (H2O), Na2OH, NO2, MgO,
indicator penoftheilin, kertas lakmus merah, dan larutan metilen merah.
3.3
Prosedur Kerja
3.3.1
Pengenalan alat dan bahan
1.
Digambarkan alat-alat sederhana yang telah disediakan pada meja
kerja.
2.
Dicatat nama alat dan nama bahan serta
hal-hal yang diperlukan pada hasil pengamatan.
3.3.2
Pembuatan Larutan Dengan Berbagai
Konsentrasi
3.3.2.1 Pembuatan
Larutan Dengan Berbagai Konsentrasi Dari Bahan Padatan Seperti NaOH
1.
Dibuat larutan yang berbeda untuk
masing-masing kelompok.
2.
Dihitung berapa gram NaOH yang harus
ditimbang kemudian dilarutkan kedalam labu ukur 100 ml.
3.
Ditimbang NaOH tersebut berdasarkan
perhitungan itu dengan alas kertas saring atau gelas arloji, timbang dulu
kertas saring atau gelas arloji baru di nolkan kemudian baru ditimbang NaOH
yang dibutuhkan.
4.
Dimnasukan NaOH hasil penimbangan
kedalam labu takar 100 ml kemudian ditambahkan air sedikit demi sedikit sampai
tanda batas melarutkannya.
3.3.2.2 Pembuatan
Larutan Dengan Berbagai Konsentrasi Dari Larutan Induk
1.
Dibuat konsntrasi larutan yang berbeda
dari larutan induk HCl 1 M.
2.
Dihitung berapa ml HCl 1 M yang harus
diambil.
3.
Diambil larutan dengan pipet ukur atau
pipet gondok.
4.
Dimasukan ke dalam labu ukur yang
volumenya sesuai dengan ml larutan yang dibutuhkan dan diencerkan dengan air
sampai tanda batas. Pengenceran dilakukan perlahan-lahan, setelah mendekati
tanda batas gunakan pipet tetes sehingga air yang ditambahkan tidak melebihi
tanda batas ,jika lebih konsentrasi yang dibuat tidak akurat.
3.2.3
Pembuatan Larutan Asam, Basa, dan Garam
3.2.3.1
Pembuatan
Larutan Asam
1.
Ditimbang labu takar 100 ml kosong
menggunakan timbangan analitik.
2.
Diisi labu takar tersebut dengan H2O hingga ¾ atau sebanyak 25 ml, ditimbang gelas
ukur 10 ml kosong, diisi dengan NO2 0,5 ml.
3.
Dituang NO2 kedalam labu
takar yang telah terisi H2O ,kemudian ditambahkan H2O
menggunakan botol semprot hingga tanda terra. Ditutup labu takar dan dikocok
hinnga homogeny.
4.
Diamati perubahan yang terjadi.
3.2.3.2
Pembuatan
Larutan Basa
1.
Ditimbang labu takar 100 ml kosong dengan
menggunakan timbangan analitik.
2.
Diisi labu takar tersebut dengan H2O
hingga ¾ atau sebanyak 25 ml, ditimbang gelas ukur 10 ml kosong, diisi dengan
MgO 0,5 ml.
3.
Dituang MgO kedalam labu takar yang
telah terisi H2O tadi, kemudian ditambahkan lagi air hingga tanda
terra. Ditutup labu takar dan dikocok agar homogeny.
3.2.3.3
Pembuatan
Larutan Garam
1.
Ditimbang labu takar 100 ml kosong
menggunakan timbangan analitik.
2.
Diisi labu takar tersebut dengan H2O
hinggga ¾ atau sebanyak 75 ml, ditimbang gelas ukur 10 ml kosong, diisi dengan
H2SO4 0,5 ml.
3.
DItuang H2SO4
kedalam labu takar yang telah terisi H2O tadi, kemudian ditambahkan
H2O menggunakan botol semprot hingga tanda terra.Ditutup labu takar
dan dikocok agar homogeny.
4.
Dituangkan NaOH kedalam labu takar yang
telah terisi H2O
tadi,kemudian ditambahkan H2O menggunakan botol semprot
hingga tanda terra. Ditutup labu takar dan dikocok hingga homogeny.
5.
Dicampurkan hasil cara 3 dan 4 kedalam
labu takar, kocok agar homogeny.
6.
Diamati perubahan yang terjadi.
3.2.4
Pengukuran pH Asam, Basa, dan Garam
3.2.4.1
Pengukuran
pH larutan Dengan Menggunakan Metilen Merah
1.
Dituangkan larutan NaOH dan HCl pada
gelas arloji.
2.
Ditetesi larutan NaOH dan HCl tersebut
dengan metilen merah.
3.
Diamati dan dicatat perubahan warna yang
terjadi pada masing-masing larutan.
3.2.4.2
Pengukuran
pH Larutan Dengan Menggunakan Indicator Penofthteilin:
1.
Dituangkan masing-masing larutan NaOH
dan HCl pada gelas arloji.
2.
Ditetesi dengan indicator penoftheilin.
3.
Diamati dan dicatat perubahan warna yang
terjadi pada masing-masing larutan.
3.2.4.3
Penentuan
pH Larutan Dengan Menggunakan pH Meter atau pH Stik:
1.
Dituangkan masinbg-masing larutan NaOH
dan HCl pada gelas arloji.
2.
Dicelupkan pH stik pada masing-masing
larutan.
3.
Diamati warna yang mencolok yang
ditunjukan pada pH stik.
4.
Dicocokan warna Pada pH stik dengan pda
label pencocokan.
5.
Dicatat pH larutan yang ditunjukan pada
pH stik.
3.2.4.4
Penentuan
pH Larutan Dengan Menggunakan Kertas Lakmus Merah dan Biru:
1.
Dituangkan masing-masing larutan A dan B
pada gelas arloji.
2.
Dicelupkan kertas lakmus biru pada
larutan A.
3.
Dicelupkan kertas lakmus merah pada
larutan B.
4. Diamati
dan dicatat perubahan warna dari masing-masing kertas lakmus.
BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN
4.1
Pengenalan Alat dan Bahan
Tabel
1. Pengenalan alat
Gambar
|
Nama Alat
|
Fungsi/Kegunaan
|
|
GELAS
KIMIA
|
·
untuk mengukur volume laruta yang
tidak memerlukan tingkat ketelitian yang tinggi.
·
Untuk menampung zat kimia
|
|
ERLENMEYER
|
·
Untuk tempat zat yang dititrasi
·
Utuk memanaskan larutan
|
|
GELAS
UKUR
|
·
Untuk mengukur volume larutan
dalam bentuk cair
|
|
GELAS
ARLOJI
|
·
Untuk menutup gelas kimia saat
memanaskan sampel.
·
Untuk menimbang zat dalam bentuk
Kristal
|
|
TABUNG
REAKSI
|
·
Untuk mereaksikan bahan kimia
dalam skala kecil
|
|
CORONG
|
·
Utuk membantu ketika memasukan
cairan ke dalam suatu tempat yang kecil
|
|
LABU
UKUR
|
·
Untuk membuat atau mengencerkan
larutan dengan ketelitian yang tinggi
|
|
RAK
TABUNG REAKSI
|
·
Tempat meletakkan tabung reaksi
|
|
SPATULA
|
·
Untuk mengambil bahan kimia yang
berupa padatan
·
Untuk mengaduk larutan
|
|
KARET
HISAP
|
·
Untuk menghisap larutan dalam
botol larutan
|
|
PIPET
TETES
|
·
Untuk memindahkan larutan dalam
jumlah sedikit
|
|
PIPET
VOLUME
|
·
Untuk mengambil larutan dalam
jumlah tertentu secara tepat
|
Tabel
2. Pengenalan bahan
Nama
Bahan
|
Rumus Senyawa
|
Bentuk Dan Warna
|
Sifat
|
Pentrahydrat
|
CuSO45H2O
|
Pasiran
Biru
|
Berbahaya
|
Potasium
dichromate
|
K2Cr2O7
|
Pasiran
Merah
|
Berbahaya
dan Mengganggu Kesehatan
|
Sodium
Hydroxyde
|
NaOH
|
Kristal
Putih
|
Berbahaya
dan Mudah Terbakar
|
Kalium
Sulfat
|
K2SO4
|
Pasiran
Putih
|
Berbahaya
dan Mudah Terbakar
|
Asam
Nitrat
|
HNO3
|
Cairan
Putih
|
Berbahaya
dan mudah terbakar
|
Asam
Boric
|
H3BO3
|
Pasiran
Putih
|
Berbahaya
|
Hydrochoric
Acid
|
HCl2
|
Cairan
|
Berbahaya
|
Hydrogen
Peroxyde
|
|
Cairan
|
Mudah
Terbakar
|
Asam
Sulfur
|
H2SO4
|
Cairan
Bening
|
Berbahaya
|
Aminium
Asetat
|
C2H7NO3
|
Cairan
Bening
|
Berbahaya
|
Alkohol
|
C2H5OH
|
Cairan
Bening
|
Mudah
terbakar
|
4.2 Pembuatan
Larutan Dengan Berbagai Konsentrasi
Tabel
3. Pembuatan larutan dengan konsentrasi tertentu dari bahan padatan
NaOH.
Kelompok
|
ml
Larutan
|
Molaritas
NaOH
|
Gram
NaOH
|
I
|
100
ml
|
10
M
|
4
gr
|
II
|
100
ml
|
20
M
|
4
gr
|
III
|
100
ml
|
25
M
|
4
gr
|
IV
|
100
ml
|
15
M
|
4
gr
|
Perhitungan
:
I.
Dik : V1 = 100 ml
M1 = 0,1 molar
M2 = 1 M
Dit : V2
= ……..?
V1.M1 = V2.M2
100.0,1 = V2.1
10 = V2
II.
Dik : V1 = 100 ml
M1 = 0,2 molar
M2 = 1 M
Dit : V2 = ……..?
V1.M1 = V2.M2
100.0,2 = V2.1
20 = V2
III.
Dik : V1 = 100 ml
M1 = 0,25 molar
M2 = 1 M
Dit :
V2 = ……..?
V1.M1 = V2.M2
100.0,25 = V2.1
25
= V2
IV.
Dik : V1 = 100 ml
M1 = 0,15 molar
M2 = 1 M
Dit : V2 = ……..?
V1.M1 = V2.M2
100.0,15 = V2.1
15
= V2
Tabel 4. Pembuatan larutan dengan berbagai
konsentrasi dari larutan induk
Kelompok
|
Larutan Yang Akan Dibuat
|
Ml HCl Yang Dibutuhkan
|
I
|
100 ml HCl 0,1 M
|
10 ml
|
II
|
100 ml HCl 0,2 M
|
20 ml
|
III
|
100 ml HCl 0,3 M
|
30 ml
|
IV
|
100 ml HCl 0,25 M
|
25
L
|
Perhitungan
:
I.
Dik : V1 = 100 ml
M1 = 0,1 molar
M2 = 1 M
Dit : V2
= ……..?
V1.M1 = V2.M2
100.0,1 = V2.1
10 = V2
II.
Dik : V1 = 100 ml
M1 = 0,2 molar
M2 = 1 M
Dit : V2 = ……..?
V1.M1 = V2.M2
100.0,2 = V2.1
20
= V2
III.
Dik : V1 = 100 ml
M1 = 0,3 molar
M2 = 1 M
Dit : V2 = ……..?
V1.M1 = V2.M2
100.0,3 = V2.1
30 = V2
IV.
Dik : V1 = 100 ml
M1 = 0,25 molar
M2 = 1 M
Dit :
V2 = ……..?
V1.M1 = V2.M2
100.0,1 = V2.1
25 = V2
4.3 Pengukuran
pH Asam, Basa, dan Garam
Tabel
5. Penentuan pH larutan dengan menggunakan metilen merah dan
penoftheilin.
Indikator
|
Larutan
|
pH
Teoritis
|
Perubahan
Warna
|
Sifat
|
Metilen
Merah
|
NaOH 0.5 N
|
13,69
|
Bening_Kuning
|
Basa
|
Metilen
Merah
|
HCl
0,1 N
|
1
|
Bening_Merah
|
Asam
|
Penoftheilin
|
NaOH
0,02 N
|
12,3
|
Bening
Ungu
|
Basa
|
Penoftheilin
|
HHCl
0,5 N
|
0,31
|
Tetap
|
Asam
|
Tabel
6. Penentuan pH larutan dengan menggunakan pH meter atau pH stik
Larutan
|
pH
Meter
|
pH
Teoritis
|
Sifat
|
Warna
|
NaOH
0.5 N
|
14
|
0
|
Basa
|
Ungu
|
HCl
0,1 N
|
7
|
7
|
Netral
|
|
Tabel
7. Penentuan pH Larutan Dengan Menggunakan Kertas Lakmus.
Larutan
|
Indicator
|
Sifat
|
Perubahan
Warna
|
A
|
Lakmus
Biru
|
Netral
|
Tetap
|
B
|
Lakmus
Merah
|
Basa
|
Merah
Biru
|
Perhitungan :
Ø HCl 0,1
pH = -log(H+)
= -log
10-1
= 1
Ø NaOH 0,02
POH = -log(H+)
= -log 2x10-2
= 2-log
2
=
1,698
Ø NaOH 0,5
POH = -log (OH-)
= -log 5x1o-1
= 5
Ø HCl 0,5
POH = -log (OH-)
= -log
10-5
= 5
pH = 14-POH
= 14-5
= 9
Melit red
Ø pH =-log (H+)
= -log 1x10-1
= 1-log 1 = 1
Ø POH = -log(OH-)
= -log
2x10-2
= 2-log 10-2
= 2-0,3
= 1,7
pH = 14-POH
= 14-1,7
= 12,3
Ø pH = 14-POH > pH = 14-POH
14
= 14-POH 7 = 14-POH
POH =
14-14 POH = 14-7
=
0 = 7
BAB V PEMBAHASAN
5.1
Pengenalan Alat dan Bahan
Dalam praktikum pengenalan alat dan
bahan akan membahas tentang alat dan bahan yang ada di laboratorium. Adapun
alat-alatnya yaitu:gelas ukur,labu ukur,Erlenmeyer,gelas kimia,spatula,corong,
gelas arloji, tabung reaksi, karet hisap dan lain-lain.Sedangkan untuk bahan
yaitu terdiri dari NaOH, K2SO4, HNO3, H3BO3,
HCl2, H2SO4, dan K2Cr2O7.
Gelas ukur adalah alat yang terrbuat
dari bahan gelas dan memiliki berbagai ukuran mulai dari 10 ml sampai 2 L.
Berbentuk tabung ,hamper sama dengan tabung reaksi, tetapi memiliki alas yang
luas sehingga dapat ditegakan, yang fungsinya untuk mengukur volume suatu
larutan dalam bentuk cairan. Alat ini tidak boleh digunakan untuk mengukur
larutan atau sampel yang panas.
Labu ukur adalah alat yang digunakan untuk
membuat atau mengencerkan larutan dengan ketelitian yang tinggi. Erlenmeyer
adalah alat berupa gelas yang diameternya semakin keatas semakin kecil dengan
skala sepanjang dindingnya dan berfungsi untuk tempat zat yang dititrasi dan
juga untuk memanaskan larutan. Gelas kimia adalah alat yang digunakan untuk
mengukur volume larutan yang tidak memerlukan tingkat ketelitian tinggi dan
juga berfungsi untuk menampung zat kimia. Alat ini memiliki diameter yang besar
dengan skala sepanjang dinding dan ukuran gelas kimia paling besar dari
alat-alat yang lain. Pipet tetes adalah alat yang digunakan untuk mengambil
atau memindahkan larutan dalam jumlah yang sedikit. Spatula adalah alat yang
terbuat dari bahan logam dan digunakan untuk alat bantu mengambil bahan padat atau Kristal. Tabung reaksi adalah alat
yang terbuat dari gelas dapat dipanaskan dan digunakan untuk mereaksikan
zat-zat kimia dalam jumlah sedikit. Corong adalah alat yang digunakan untuk
membantu kita memasuka cairan kedalam suatu tempat yang sempit biasanya terbuat
dari gelas tetapi ada juga yang terbuat dari plastic.
Potasium dichromate adalah bahan kimia
yang memiliki rumus senyawa CuSO45H2O yang memiliki
bentuk pasiran berwarna biru dan sifatnya berbahaya. Asam nitra adalah bahan
kimia yang rumus senyawanya yaitu HNO3 memiliki sifat berbahaya dan
mudah terbakar serta berbentuk cairan berwarna putih. Alkohol adalah bahan
kimia yang sifatnya berbahaya dan mudah terbakar bentuknya cairan berwarna
bening atau tidak berwarna dan memiliki rumus senyawa C2H5OH.
Asam sulful adalah bahan kimia yang mengandung senyawa H, S, dan O yang rumus
senyawanya H2SO4 bentuknya cairan bening dan sifatnya
berbahaya.
5.2
Pembuatan Larutan Dengan Berbagai
Konsentrasi
Larutan merupakan campuran homogeny
dari zat terlarut (solete) dengan pelarut dapat berupa padat , cair, dan gas
sedangkan pelarut (solvent). Konsentrasi adalah banyaknya zat terlarut (solute)
pada pelarutnya (solvent) atau jumlah
zat yang terlarut dalam setiap
satuan larutan atau pelarut. Konsentrasi memiliki satuan-satuan yaitu fraksi
mol, Molaritas, Normalitas, Molalitas, Porsen berat, dan porsen volume.
Untuk menentukan jumlah pelarut yang
harus harus ditambahkan dapat dilakukan
dengan melakukan pengenceran dengan menggunakan rumus :
M1V1
= M2V2
Dengan ketentuan: M1
=Molaritas larutan awal
M2 =
Molaritas larutan yang akan dibuat
V1 = Volume
larutan awal
V2 =Volume
larutan yang akan dibuat
Sedangkan untuk menghitung jumlah gram NaOH yang harus ditimbang dapat
dihitung dengan rumus: M = gr/Mr
V
Berdasarkan hasil percobaan dan data
pada table hasil percobaan didapatkan jumlah gram NaOH yang harus ditimbang
atau diambil dari larutan yang molaritasnya 0,1 dan volumenya 100 gr adalah 4
gr.sedangkan untuk ml larutan HCl yang dibutuhkan untuk membuat membuat larutan
dengan berbagai konsentrasi dari larutan induk 100 ml HCl 0,1 M adalah 10 ml, untuk 100 ml HCl 0,2 adalah 20
ml,untuk 100 ml HCl 0,3 M adalah 30 ml, dan untuk 100 ml HCl 0,25 M adalah 25
ml.
5.3
Pembuatan Larutan Asam, Basa , dan Garam
Larutan adalah fase yang homogeny yang
mengandung lebih dari satu komponen. Komponen yang terdapat dalam jumlah besar
disebut pelarut atau solvent, sedangkan komponen yang terdapat dalam jumlah
sedikit disebut zat terlarut atau solute.
Asam adalah senyawa yang dapat
memerahkan lakmus biru dan memiliki tingkat keasaman dibawah tujuh (H<7). Asam terdapat dua macam yaitu asam
kuat dan asam lemah, asam kuat adalah zat yang mengion sempurna di dalam
larutan sedangkan asam lemah adalah zat yang mengion hanya sebagian kecil saja
dalam larutan. Menurut teori Arrhenius
asam adalah zat yang dalam air menghasilkan ion H+ atau hydrogen. Asam memiliki sifat –
sifat yaitu:
1.
Rasanya masam
2.
Memerahkan lakmus biru
3.
Bersifat korosif pada logam
4.
Menghantarkan arus listrik
5.
Jika dilarutkan akan melepaskan ion
hydrogen (H+)
Basa adalah senyawa yang dapat membirukan lakmus merah dan memiliki
tingkat keasaman diatas tujuh (pH >7). Menurut teori Arrhenius basa adalah
zat yang dalam air melepaskan ion hidroksida (OH-). Basa memiliki
sifat-sifat yaitu:
1.
Rasanya pahit atau kesat
2.
Membirukan lakmus merah
3.
Terasa licin dikulit
4.
Menghantarkan arus listrik
5.
Dapat menetralkan asam membentuk garam
dan air
6.
Jika dilarutkan akan melepaskan ion
hidroksida (OH-)
Garam adalah senyawa yang terbentuk melalui
reaksi asam dengan basa. Senyawa yang mengandung ion logam (kation) dan ion
sisa asam (anion). Contoh garam yang sering digunakan yaitu: bubuk pemutih,
(CaCl2) yang digunakan sebagai pemutih ,penghilang baud an pembunuh
bakteri. Contoh lain dari garam yaitu, natrium klorida, aluminium sulfat, dan
kalsium karbonat. Garam memiliki sifat yaitu :
1.
Dapat bersifat asam, netral, dan basa
tergantung dari zat pembentuknya
2.
Larut dalam air
3.
Berupa padatan Kristal
4.
Titik didih dan titik leleh tinggi
5.
Dapat menghantarka arus listrik
6.
Tidak mengubah lakmus merah maupun biru
5.4
Pengukuran pH Larutan Asam, Basa, dan
Garam
pH adalah derajat keasaman yang digunakan
untuk menyatakan tingkat keasaman atau kebasahan yang dimiliki oleh suatu
larutan. Untuk menentukan tingkat keasaman dari suatu larutan dapat dilakukan
dengan cara seperti menggunakan kertas lakmus merah dan biru, metilen merah dan
jingga, indicator penoftheilin, dan pH stik atau pH meter.
Larutan memiliki tiga sifat yaitu asam,
basa, dan netral.Suatu larutan bersifat asam apabila tingkat keasaman dibawah
tujuh,bersifat netral apabila tingkat keasaman sama dengan tujuh,dan bersifat
basa apabila tingkat keasaman diatas tujuh. Penentuan tingkat keasaman (pH)
selain dengan menggunakan alat atau indicator dapat juga ditentukan dengan
menghitung dengan menggunakan rumus:
Rumus
pH = - log [H+] =untuk asam
POH=
-log[OH]=untuk basa
POH=pH
– log[OH-]
Pada praktikum pengujian dengan metilen
merah dan indicator penoftheilin didapatkan hasil yang berbeda untuk
masing-masing larutan yaitu pada larutan NaOH 0,5 N dengan menggunakan metilen
merah larutannya bersifat basa dengan pH secara teoritis yaitu 15,69 dan
terjadi perubahan warna pada larutan yang telah ditetesi dengan metilen merah
yang semula berwarna bening menjadi kuning dan untuk larutan HCl yang sifatnya
asam memiliki pH 1 dan warna larutan berubah dari bening menjadi merah. Sedangkan
untuk larutan NaOH dan HCl yang ditetesi dengan penoftheilin terjadi perubahan
warna pada larutan NaOH dari bening menjadi ungu sedangkan untuk larutan HCl
tidak terjadi perubahan warna.
Pada
Pengujian kedua dengan menggunakan pH meter atau pH stik untuk larutan
NaOH 0,5 N setelah diukur dengan pH stik pH nya menunjukan angka 14 yang
sifatnya basa dan warna yang paling mencolok yang ditunjukan pH meter yaitu
warna ungu sedangkan untuk larutan HCl 0,1 N menunjukan pH 7 yang sifatnya
netral.
Pada pengujian ketiga dengan menggunakan
kertas lakmus untuk larutan A yang
dicelupkan dengan kertas lakmus biru warna kertas lakmus tidak berubah sehingga
sifatnya netral, untuk larutan B yang dicelupkan dengan kertas lakmus merah
warna kertas lakmus berubah menjadi biru yang menunjukan larutan bersifat basa.
BAB VI PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum ini
yaitu:
1. Alat yang ada di laboratorium ada yang terbuat dari
kaca, plastic, kuarsa, platina, aluminium, karet ,dan logam.
2. Bahan yang ada di laboratorium ada yang berifat
racun dan mudah terbakar
3. Larutan merupakan campuran homogeny dari zat
terlarut dengan pelarut dapat berupa padat cair dan gas.
4. Untuk membuat larutan dari bahan padat seperti NaOH
dilakukan dengan cara menimbang zat sesuai yang diperluka kemudian dilarutkan
dengan air hingga homogeny dan ditambahkan air hingga tanda batas melarutkan
dan diperoleh konsentrasi sesuai yang diperlukan.
5. Untuk mengencerkan suatu larutan dapat dihitung
dengan rumus : V1M1=V2M2
6. Asam adalah zat yang dalam air menghasilkan ion H+
dan basa adalah yang yang dalam air menghasilkan ion OH- .
7. Larutan garam dihasilkan dari reaksi antara asam dan
basa.
8. pH adalah derajat keasaman yang digunakan untuk
menyatakan tingkat keasaman atau kebasahan yang dimiliki oleh suatu larutan.
9. Untuk menentukan pH dan sifat suatu larutan dapat
dilakukan dengan berbagai cara seperti dengan menggunakan kertas lakmus merah
dan biru, metilen merah dan jingga, indicator penoftheilin, serta dengan
menggunakan pH meter.
10. Makin kecil pH suatu larutan, maka semakin asam
larutan tersebut dan sebaliknya makin besar pH suatu larutan maka semakin basa
larutannya
5.2 Saran
Untuk
praktikum yang akan datang kami menyarankan untuk melengkapi alat dan bahan
praktikum agar praktikum kita bisa berjalan dengan lancar dan alat yang sudah
rusak untuk diganti demi kenyamanan kita dalam melakukan percobaan
dilaboratorium. Dan kami menyarankan agar laboratoriumnya dibuatin AC agar kita
tidak kepansan di dalam laboratorium ketika melakukan percobaan di dalamnya.
DAFTAR PUSTAKA
Achmad.
Hizkia.1996.Kimia Larutan . PT.Citra Aditya Bakti: Bandung
Anonim.2008.Pelarut
dan Pengenceran.http://.Anehnie.com/2009/07/Pelarut dan
Pengencer.html. Diakses 4
Desember 2013 pukul 12.30
Anonim.2010.Penuntun
Praktikum Farmasi Fisika 1.Universitas Muslim
Indonesia Makasar.Diakses 17
Desember 2013 Pukul 17.00
Mored.2000.Chemistry
As a Center Of Cience.http://www.Repository.Usu.ac.id
Diakses 12 Desember 2013
Day,R.A.Jr.and
A.L.Underwood.1998.Kimia Analis Kuantitatif,Edisi Revisi
,
Terjemahan R.Soedoro dkk.Erlangga:Jakarta
Ferebiology.2007.Teknik
Pengenalan, Penyiapan, dan Penggunaan Alat
Laboratorium Mikrobiologi.http:.//ferebiology07.wardpress.com
Fried.H.George.2005.Schoom’s
Outlines:Tss Biologi Edisi 2. Erlangga: Jakarta
Karyadi,Grenny.1994.Kimia
2. DEPDIKBUD: Jakarta
Petrucci.Ralp.H-Suminar .1987.Kimia Dasar
Edisi Empat Jilid II.Erlangga:Jakarta
Pudjaatmaka,Aloisius Hadyana.1980.Ilmu
Kimia Untuk Universitas. Erlangga:
Jakarta
Langganan:
Postingan (Atom)