Senin, 20 Oktober 2014

LAPORAN TETAP KIMIA DASAR



KATA PENGANTAR



       Puji  dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan yang  Maha Esa,  karena atas berkat dan rahmatnya kami dapat menyelesaikan “Laporan Tetap Praktikum Kimia Dasar” dengan sebaik-baiknya dan tepat waktu.
Adapun tujuan kami membuat laporan ini adalah  sebagai bukti hasil dari percobaan-percobaan yang pernah dilakukan saat praktikum dan untuk melengkapi tugas dari praktikum kimia. Penulis juga berterima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam proses penyelesaian laporan ini.
       Penulis menyadari bahwa dalam  penyelesaian laporan ini, banyak mengalami kesulitan sehingga tidaklah mengherankan apabila dalam laporan ini masih banyak ditemukan kesalahan-kesalahan. Oleh karena itu, kami sebagai penyusun banyak mengalami kendala dan kesulitan. Kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan oleh sebab itu kritik dan saran dari berbagai pihak yang sifatnya membangun sangat kami harapkan, semoga laporan ini bermanfaat adanya. Dan kami berterima kasih kepada semua Co Ass yang sudah membantu kami dalam melakukan praktikum dilaboratorium.



Mataram, 25 Desember 2013
               Penyusun

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ……………………………………………………… i
KATA PENGANTAR …...……………………………………………………... iii
DAFTAR ISI ……………………………………………………………….…… iv
DAFTAR TABEL ………………………………………………………………. vi
BAB I. PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang …………………………………………………………….. 1
1.2  Tujuan ……………………………………………………………….......… 3
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1  Pengenalan  Alat dan Bahan ………………………………………………. 4
2.2  Pembuatan  Larutan Dengan Berbagai Konsentrasi ………………….….… 5
2.3  Pembuatan Larutan Asam,Basa ,dan Garam ……………………………..... 6
2.4  Pengukuran pH Larutan Asam , Basa,dan Garam ……….………………… 6
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN
3.1  Pelaksanaan praktikum ………………………………………………………. 8
3.1.1        Waktu Praktikum
3.1.2        Tempat  Praktikum
3.2  Alat dan Bahan Praktikum ……………………………………………….….. 8
3.2.1        Alat Praktikum
3.2.2        Bahan Praktikum
3.3  Prosedur Kerja …………………………………………………………….…. 9
3.1.1        Pengenalan Alat dan Bahan
3.1.2        Pembuatan Larutan Dengan Berbagai Konsentrasi
3.1.3        Pembuatan Larutan Asam ,Basa,dan Garam
3.1.4        Pengukuran pH Larutan Asam, Basa, dan Garam
BAB IV.  HASIL PENGAMATAN
4.1  Hasil Pengamatan Alat dan Bahan …………………………………………. 12
Tabel 1.Pengenalan Alat
Tabel 2.Pengenalan Bahan
4.2  Pembuatan Larutan Dengan Berbagai Konsentrasi ……………………...…. 16
Tabel 1.Pembuatan Larutan Dengan Konsentrasi Tertentu Dari Bahan Padatan
Tabel 2.Pembuatan Larutan Dengan Berbagai Konsentrasi Dari Larutan Induk
4.3  Pembuatan Larutan Asam, Basa, dan Garam
4.4  Pengukuran pH Larutan Asam, Basa, dan Garam ……………………..…… 19
Penentuan pH Larutan Dengan Menggunakan Metilen Merah dan Penoftheilin
Penentuan  pH Larutan Dengan Menggunakan pH  Meter Atau Stik pH
Penentuan pH Dengan Kertas Lakmus
BAB V. PEMBAHASAN
5.1  Pengenalan Alat dan Bahan …………………………………………..... 22
5.2  Pembuatan Larutan Dengan Berbagai Konsentrasi ….……………….… 23
5.3  Pembuatan Larutan Asam , Basa, dan Garam …….……………………. 24
5.4  Pengukuran  Ph Asam, Basa, dan Garam ………….………………….... 25
BAB VI. PENUTUP
5.1  Kesimpulan ………………………………………….…………………. 27
5.2  Saran ………………………………………………….………………... 28

DAFTAR PUSTAKA



DAFTAR TABEL

Pengenalan Alat dan Bahan
Tabel 1 Alat ……………………………………………………………….…… 12
Tabel 2 Bahan  …………………………………………………………………. 15
Pembuatan larutan dengan berbagai konsentrasi
Tabel 3. Pembuatan larutan dengan konsentrasi tertentu dari bahan padatan  
               NaOH ……………………………………………………………….... 16
Tabel 4. Pembuatan larutan dengan berbagai konsentrasi dari larutan induk ..... 17
Pengukuran pH asam, basa, dan garam
Tabel 5. Penentuan pH larutan dengan menggunakan metilen merah dan
               penoftheilin. ………………………………………………………..… 19
Tabel 6. Penentuan pH larutan dengan menggunakan pH meter atau pH stik …. 19
Tabel 7. Penentuan pH Larutan Dengan Menggunakan Kertas Lakmus ………. 19


BAB I PENDAHULUAN



1.1. Latar belakang
Praktik adalah percobaan yang dilakukan di dalam laboratorium dan bisa juga dilakukan di luar laboratorium atau di lapangan tempat penelitian dan laboratorium merupakan tempat utama dimana ilmu kimia dikembangkan. Laboratorium juga merupakan suatu tempat dimana mahasiswa atau praktikan melakukan percobaan. Dalam melaksanakan pekerjaan dilaboratorium, biasanya para praktikan akan melakukan perhitungan dan pengukuran. Dalam hal ini, maka praktikan harus mengenal peralatan-peralatan yang ada di laboratorium agar dapat melakukan perhitungan dan pengukuran.
Berbicara tentang alat-alat laboratorium secara ilmiah tidaklah mudah, karena harus membuka bermacam referensi. Bahkan tidak menutup kemungkinan kita tidak menemukan referensi yang kita harapkan Pada zaman modern ini kita mengenal alat-alat dan bahan yang sangat berguna atau menghiasi laboratorium sebagian besar gelas ukur, tabung reaksi, gelas, gelas piala, Hcl, Nacl dan lain-lain.
Kita harus memperhatikan alat-alat laboratorium yang kita gunakan, karena alat-alat tersebut memiliki skala yang berbeda-beda, dan tentu saja memiliiki tingkat ketelitian yang berbeda pula. Semakin kecil skala alat tersebut maka akan semakin besar tingkat ketelitiannya. Hal kedua yang harus diperhatikan adalah bagaimana menggunakan dan cara agar dapat membaca skala itu sendiri. Pengenalan alat sangatlah penting, pengenalan penggunaan alat-alat tersebut sangat penting agar pekerjaan dalam laboratorium dapat berjalan dengan baik. Kesalahan dalam penggunaan alat dan bahan dapat menimbulkan hasil yang didapat tidak akurat, oleh karena itu, pemahaman fungsi dan cara kerja peralatan serta bahan harus dikuasai oleh praktikan sebelum melakukan praktikum dilaboratorium kimia.


1.2. Tujuan  Praktikum
Adapun tujuan praktikum kimia dasar ini antara lain :
1.        Untuk mengenal berbagai macam nama alat yang ada dilaboratorium dan mengenal beberapa macam alat-alat yang sederhana dan bahan yang sering digunakan di laboratorium.
2.        Untuk mempraktikan atau mempelajari cara-cara pembuatan larutan dengan konsentrasi tertentu dari bahan padat seperti NaOH.
3.        Untuk membuat berbagai konsentrasi larutan induk yang telah diketahui konsentrasinya.
4.        Untuk mengetahui cara pombuatan asam,basa,dan garam.
5.        Untuk menghitung dan mengukur pH berbagai larutan asam, basa, dan garam.



BAB II TINJAUAN PUSTAKA



2.1 Pengenalan alat dan bahan
           Pada dasarnya setiap alat memiliki nama yang menunjukan kegunaan alat, prinsip kerja, atau proses yang berlangsung ketika alat digunakan. Beberapa kegunaan alat dapat dikenali berdasarkan namanya. Penamaan alat-alat yang biasa digunakan untuk mengukur biasanya diakhiri dengan kata meter seperti thermometer, hygrometer, dan spektrofotometer.Alat-alat pengukur yang disertai dengan informasi tertulis biasanya diberi tambahan “Graph” seperti thermograph, barograph (Ferebiology 2007).

          Sebelum melakukan praktikum, terlebih dahulu kita harus mengetahui tentang alat-alat yang digunakan dalam melakukan praktikum tersebut. Hal ini berguna untuk mempermudah kita dala melaksanakan percobaan, sehingga resiko kecelakaan dilaboratorium dapat ditanggulangi.Kebersihan dan kesempurnaan alat sangat penting untuk bekerja dilaboratorium. Alat yang kelihatan secara kasat mata, belum tentu bersih, tergantung pada pemahaman seorang analis mengenai apa artinya bersih. Alat kaca seperti Erlenmeyer, gelas kimia, gelas ukur paling baik dibersihkan dengan sabun atau deterjen sintetik. Pipet, buret, dan labu volumetric mungkin memerlukan larutan deterjen panas untuk bisa benar-benar bersih sesuai yang diinginkan (Day dan Underwood 1998).

         Pemakaian bahan kimia akan sangat berpengaruh terhadap alat-alat yang digunakan. Setiap alat dirancang dengan bahan-bahan yang berbeda ada yang terbuat dari kaca, plastic, karet, kuarsa, platina, logam dan lain-lain sesuai dengan fungsinya masing-masing. Alat-alat tersebut ada yang tahan terhadap basa, tahan terhadap kondisi asam, tahan terhadap panas, da nada yang hanya tahan terhadap kondisi normal. Oleh sebab itu,penggunaan alat dan bahan kimia sangat menentukan keberhasilan suatu penelitian (Anonim 2010).

2.2  Pembuatan Larutan Dengan Berbagai Konsentrasi
       Larutan merupakan campuran zat-zat yang homogeny ,yang memiliki komposisi merata atau serba sama diseluruh bagian volumenya. Suatu larutan mengandung suatu zat terlarut atau lebih dan satu pelarut. Zat terlarut merupakan komponen yang jumlahnya sedikit, sedangkan pelarut adalah komponen yang jumlahnya banyak (Achmad 1996).

       Ada dua komponen yang penting dalam suatu larutan yaitu pelarut dan zat yang dilarutkan dalam pelarut tersebut. Zat yang dilarutkan itu disebut zat terlarut (solute). Larutan yang menggunakan air sebagai pelarut dinamakan larutan dalam air. Larutan yang mengandung zat terlarut dalam jumlah yang banyak dinamakan larutan pekat. Jika jumlah zat terlarut sedikit dinamakan cairan dengan cairan padatan atau gas sebagai zat yang terlarut .Larutan dapat berupa padat dan gas, karena molekul-moleku gas berpisah jauh. Molekul-molekul  dalam campuran gas berbaur secara acak, semua gas ada larutan, contoh terbaik larutan adalah udara (Karyadi 1994).

       Proses pembuatan larutan suatu zat yang berasal dari cairan pekatnya disebut pengenceran. Larutan didefinisikan sebagai campuran homogeny antara dua atau lebih zat yang terdispersi baik sebagai molekul atommaupun ion yang komposisinya dapat bervariasi. Solute adalah zat yang terlarut sedangkan solvent adalah medium dalam mana solute terlarut, larutan encer adalah larutan yang sejumlah kecil solute relative terhadap jumlah pelarut. Sedangkan larutan pekat adalah larutan yang mengandung sebagian besar solute (Anonim 2008).


2.3  Pembuatan Larutan Asam, Basa, dan Garam

           Asam dan basa didefinisikan oleh ahli kimia berabad-abad yang lalu dalam sifat-sifat larutan air mereka. Dalam pengertian ini suatu zat yang larutan airnya berasa asam memerahkan lakmus biru, bereaksi dengan logam aktif untuk membentuk hydrogen dan menetralkan basa. Dengan mengikuti pola yang serupa suatu basa didefinisikan sebagai zat yang larutan airnya tersa pahit dan  terasa licin dikulit (Achmad 1996).

          Setelah reaksi antara asam klorida dan natrium hidroksida lengkap,tinggallah larutan dari ion Na dan Cl meskipun keduanya ion proton ini tidak terlibat dalam proses dapatlah dikatakan bahwa larutan NaCl terbentuk sebagai akibat reaksi asam dan basa yang dicampur dengan zat-zat yang ada pada saat reaksi itu selesai tampa memperhatikan pelarut yang digunakan jika ada reaksi antara HCl dan NaOH baik dalam bentuk murni maupun dalam larutan air (Pudjaatmaka 1980).

         Reaksi asam dan basa yang sama kekuatannya akan menghasiliaan larutan netral. Asam dan basa yang bereaksi dapat keduanya kuat maupun keduanya lemah. Reaksi asam dan basa dengan kekuatan yang berlainan  akan menghasilkan larutan yang asam lemah atau basa lemah tergantung pada kekuatan adsam konjugat dan basa konjugat yang dihasilkan. Jika asam yang dihasilkan itu lebih kuat dari pada basa yang dihasilkan maka akan diperoleh asam lemah. Sebaliknya jika basa yang dihasilkan lebih kuat dari asam yang dihasilkan akan diperoleh larutan basa lemah (Pudjaatmaka 1980).

2.4  Pengukuran pH Asam, Basa, dan Garam

         Potensial Hidrogen (pH) adalah ukuran keasaman atau kebasahan dari larutan air. pH dalam larutan kira-kira sama dengan negative logaritma dan konsentrasi ion hydronium (H3OH+). pH rendah menunjukan tingginya konsentrasi ion hydronium sedangkan pH tinggi menunjukan konsentrasi yang rendah (Anonim 2010).
Rumus: pH =-log (H+) = log +
         Istilah pH merupokan singkatan dari “daya H” (Power of Hydrogen), semakin rendah pH-nya, makin besar konsentrasi ion hydrogennya. Larutan netral memiliki pH =7, sedangkan keasaman maksimal dalam larutan berpelarut air adalah pH 1. Nilai pH diatas 7 mengidentifikasikan larutan basa sedangkan kebasahan maksimal dilambangkan dengan pH 14 (George 2005).
         Asam dan basa merupakan dua golongan zat yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Berkaitan dengan sifat asam dan basa ,larutan dikelompokan dakam tiga golongan yaitu bersifat asam, bersifat basa, dan bersifat netral. Asam dan basa memiliki sifat yang berbeda-beda sehingga kita bisa menentukan sifat suatu larutan. Untuk menentukan suatu larutan bersifat asam atau basa, ada beberapa cara yang pertama menggunakan indicator warna, yang akan menunjukan sifat suatu larutan dengan perubahan warna yang terjadi misalnya kertas lakmus, akan berwarna merah pada larutan yang bersifat asam dan akan berwarna biru dalam larutan yang bersifat basa. Sifat asam, basa suatu larutan juga dapat ditentukan dengan mengukur pH-nya. pH merupakan suatu parameter  yang digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman larutan. Larutsn asam pH nya kurang dari tujuh (pH<7), larutan basa memiliki pH lebih dari tujuh (pH>7) sedangkan larutan netral memiliki pH=7. pH suatu larutan ditentukan dengan indicator pH atau pH meter (Ralp.H 1987).


BAB III  METODELOGI PRAKTIKUM



3.1  Pelaksanaan Praktikum
3.1.1        Waktu Praktikum
            Praktikum ini dilaksanakan pada tanggal 25 November sampai tanggal 16 Desember 2013 pukul 16.30 sampai 17.30 wita.

3.1.2        Tempat  Praktikum
           Praktikum ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia dan Biologi Tanah Fakultas Pertanian Universitas Mataram.

3.2  Alat dan Bahan Praktikum
3.2.1        Alat Praktikum
           Alat yang digunakan dalam praktikum ini antara lain : gelas ukur 25 ml, labu ukur 100 ml, gelas kimia 600 ml, pipet tetes, spatula, pipet ukur, gelas arloji, corong, tabung reaksi, rak tabung reaksi, karet hisap, pipet volume 10 ml, pipet titrasi 50 ml, timbangan analitik, labu ukur 50 ml, botol semprot, pipet gondok, gelas ukur  10 ml, dan pH meter.

3.2.2        Bahan Praktikum
          Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah sodium hydroxide (NaOH), potassium dichromate (K2Cr2O3), alcohol (C2H5OH), asam boric (H3BO3), asam nitrat (HNO3), hydrochloric acid (HCl2), ammonium asetat (C2H7NO3), asam sulfur (H2SO4), kertas saring, HCl 1 M, aquades (H2O), Na2OH, NO2, MgO, indicator penoftheilin, kertas lakmus merah, dan larutan metilen merah.
3.3  Prosedur Kerja

3.3.1        Pengenalan alat dan bahan
1.    Digambarkan alat-alat  sederhana yang telah disediakan pada meja kerja.
2.    Dicatat nama alat dan nama bahan serta hal-hal yang diperlukan pada hasil pengamatan.

3.3.2        Pembuatan Larutan Dengan Berbagai Konsentrasi
3.3.2.1  Pembuatan Larutan Dengan Berbagai Konsentrasi Dari Bahan Padatan Seperti NaOH
1.    Dibuat larutan yang berbeda untuk masing-masing kelompok.
2.    Dihitung berapa gram NaOH yang harus ditimbang kemudian dilarutkan kedalam labu ukur 100 ml.
3.    Ditimbang NaOH tersebut berdasarkan perhitungan itu dengan alas kertas saring atau gelas arloji, timbang dulu kertas saring atau gelas arloji baru di nolkan kemudian baru ditimbang NaOH yang dibutuhkan.
4.    Dimnasukan NaOH hasil penimbangan kedalam labu takar 100 ml kemudian ditambahkan air sedikit demi sedikit sampai tanda batas melarutkannya.

3.3.2.2  Pembuatan Larutan Dengan Berbagai Konsentrasi Dari Larutan Induk
1.    Dibuat konsntrasi larutan yang berbeda dari larutan induk HCl 1 M.
2.    Dihitung berapa ml HCl 1 M yang harus diambil.
3.    Diambil larutan dengan pipet ukur atau pipet gondok.
4.    Dimasukan ke dalam labu ukur yang volumenya sesuai dengan ml larutan yang dibutuhkan dan diencerkan dengan air sampai tanda batas. Pengenceran dilakukan perlahan-lahan, setelah mendekati tanda batas gunakan pipet tetes sehingga air yang ditambahkan tidak melebihi tanda batas ,jika lebih konsentrasi yang dibuat tidak akurat.


3.2.3        Pembuatan Larutan Asam, Basa, dan Garam
3.2.3.1   Pembuatan Larutan Asam
1.    Ditimbang labu takar 100 ml kosong menggunakan timbangan analitik.
2.    Diisi labu takar tersebut dengan H2O  hingga ¾ atau sebanyak 25 ml, ditimbang gelas ukur 10 ml kosong, diisi dengan NO2 0,5 ml.
3.    Dituang NO2 kedalam labu takar yang telah terisi H2O ,kemudian ditambahkan H2O menggunakan botol semprot hingga tanda terra. Ditutup labu takar dan dikocok hinnga homogeny.
4.    Diamati perubahan yang terjadi.

3.2.3.2   Pembuatan Larutan Basa
1.    Ditimbang labu takar 100 ml kosong dengan menggunakan timbangan analitik.
2.    Diisi labu takar tersebut dengan H2O hingga ¾ atau sebanyak 25 ml, ditimbang gelas ukur 10 ml kosong, diisi dengan MgO 0,5 ml.
3.    Dituang MgO kedalam labu takar yang telah terisi H2O tadi, kemudian ditambahkan lagi air hingga tanda terra. Ditutup labu takar dan dikocok agar homogeny.

3.2.3.3   Pembuatan Larutan Garam
1.    Ditimbang labu takar 100 ml kosong menggunakan timbangan analitik.
2.    Diisi labu takar tersebut dengan H2O hinggga ¾ atau sebanyak 75 ml, ditimbang gelas ukur 10 ml kosong, diisi dengan H2SO4 0,5 ml.
3.    DItuang H2SO4 kedalam labu takar yang telah terisi H2O tadi, kemudian ditambahkan H2O menggunakan botol semprot hingga tanda terra.Ditutup labu takar dan dikocok agar homogeny.
4.    Dituangkan NaOH kedalam labu takar yang telah terisi H2O  tadi,kemudian ditambahkan H2O menggunakan botol semprot hingga tanda terra. Ditutup labu takar dan dikocok hingga homogeny.
5.    Dicampurkan hasil cara 3 dan 4 kedalam labu takar, kocok agar homogeny.
6.    Diamati perubahan yang terjadi.

3.2.4        Pengukuran pH Asam, Basa, dan Garam
3.2.4.1   Pengukuran pH larutan Dengan Menggunakan Metilen Merah
1.    Dituangkan larutan NaOH dan HCl pada gelas arloji.
2.    Ditetesi larutan NaOH dan HCl tersebut dengan metilen merah.
3.    Diamati dan dicatat perubahan warna yang terjadi pada masing-masing larutan.

3.2.4.2   Pengukuran pH Larutan Dengan Menggunakan Indicator Penofthteilin:
1.    Dituangkan masing-masing larutan NaOH dan HCl pada gelas arloji.
2.    Ditetesi dengan indicator penoftheilin.
3.    Diamati dan dicatat perubahan warna yang terjadi pada masing-masing larutan.

3.2.4.3   Penentuan pH Larutan Dengan Menggunakan pH Meter atau pH Stik:
1.    Dituangkan masinbg-masing larutan NaOH dan HCl pada gelas arloji.
2.    Dicelupkan pH stik pada masing-masing larutan.
3.    Diamati warna yang mencolok yang ditunjukan pada pH stik.
4.    Dicocokan warna Pada pH stik dengan pda label pencocokan.
5.    Dicatat pH larutan yang ditunjukan pada pH stik.

3.2.4.4   Penentuan pH Larutan Dengan Menggunakan Kertas Lakmus Merah dan Biru:
1.    Dituangkan masing-masing larutan A dan B pada gelas arloji.
2.    Dicelupkan kertas lakmus biru pada larutan A.
3.    Dicelupkan kertas lakmus merah pada larutan B.
4.    Diamati dan dicatat perubahan warna dari masing-masing kertas lakmus.


BAB IV  HASIL dan PEMBAHASAN



4.1  Pengenalan Alat dan Bahan

Tabel 1. Pengenalan alat
Gambar
Nama Alat
Fungsi/Kegunaan
Description: D:\DATA KULIAH\Data q\DATA ALAT-ALAT PRAKTIKUM\beaker-glass1.jpg



GELAS KIMIA
·         untuk mengukur volume laruta yang tidak memerlukan tingkat ketelitian yang tinggi.
·         Untuk menampung zat kimia
Description: D:\DATA KULIAH\Data q\DATA ALAT-ALAT PRAKTIKUM\erlenmeyer-deret.jpg


ERLENMEYER
·         Untuk tempat zat yang dititrasi
·         Utuk memanaskan larutan
Description: D:\DATA KULIAH\Data q\DATA ALAT-ALAT PRAKTIKUM\gelas ukur.jpg



GELAS UKUR
·         Untuk mengukur volume larutan dalam bentuk cair
Description: D:\DATA KULIAH\Data q\DATA ALAT-ALAT PRAKTIKUM\clip_image0432.jpg



GELAS ARLOJI
·         Untuk menutup gelas kimia saat memanaskan  sampel.
·         Untuk menimbang zat dalam bentuk Kristal
Description: D:\DATA KULIAH\Data q\DATA ALAT-ALAT PRAKTIKUM\tabung-reaksi2.jpg


TABUNG REAKSI
·         Untuk mereaksikan bahan kimia dalam skala kecil
Description: D:\DATA KULIAH\Data q\DATA ALAT-ALAT PRAKTIKUM\corong gelas.jpg




CORONG
·         Utuk membantu ketika memasukan cairan ke dalam suatu tempat yang kecil
Description: D:\DATA KULIAH\Data q\DATA ALAT-ALAT PRAKTIKUM\clip_image0042.jpg




LABU UKUR

·         Untuk membuat atau mengencerkan larutan dengan ketelitian yang tinggi
Description: D:\DATA KULIAH\Data q\DATA ALAT-ALAT PRAKTIKUM\clip_image0511.jpg


RAK TABUNG REAKSI
·         Tempat meletakkan tabung reaksi
Description: D:\DATA KULIAH\Data q\DATA ALAT-ALAT PRAKTIKUM\clip_image0331.jpg


SPATULA
·         Untuk mengambil bahan kimia yang berupa padatan
·         Untuk mengaduk larutan
Description: D:\DATA KULIAH\Data q\DATA ALAT-ALAT PRAKTIKUM\clip_image0201.jpg


KARET HISAP
·         Untuk menghisap larutan dalam botol larutan
Description: D:\DATA KULIAH\Data q\DATA ALAT-ALAT PRAKTIKUM\clip_image0251.jpg


PIPET TETES
·         Untuk memindahkan larutan dalam jumlah sedikit
Description: D:\DATA KULIAH\Data q\DATA ALAT-ALAT PRAKTIKUM\clip_image0221.jpg


PIPET VOLUME
·         Untuk mengambil larutan dalam jumlah tertentu secara tepat






Tabel 2. Pengenalan bahan
Nama Bahan
Rumus Senyawa
Bentuk Dan Warna
Sifat
Pentrahydrat
CuSO45H2O
Pasiran Biru
Berbahaya
Potasium dichromate
K2Cr2O7
Pasiran Merah
Berbahaya dan Mengganggu Kesehatan
Sodium Hydroxyde
NaOH
Kristal Putih
Berbahaya dan Mudah Terbakar
Kalium Sulfat
K2SO4
Pasiran Putih
Berbahaya dan Mudah Terbakar
Asam Nitrat
HNO3
Cairan Putih
Berbahaya dan mudah terbakar
Asam Boric
H3BO3
Pasiran Putih
Berbahaya
Hydrochoric Acid
HCl2
Cairan
Berbahaya
Hydrogen Peroxyde

Cairan
Mudah Terbakar
Asam Sulfur
H2SO4
Cairan Bening
Berbahaya
Aminium Asetat
C2H7NO3
Cairan Bening
Berbahaya
Alkohol
C2H5OH
Cairan Bening
Mudah terbakar







        
4.2  Pembuatan Larutan Dengan Berbagai Konsentrasi   
Tabel 3. Pembuatan larutan dengan konsentrasi tertentu dari bahan padatan  
               NaOH.
Kelompok
ml Larutan
Molaritas NaOH
Gram NaOH
I
100 ml
10 M
4 gr
II
100 ml
20 M
4 gr
III
100 ml
25 M
4 gr
IV
100 ml
15 M
4 gr

Perhitungan :
I. Dik : V1 = 100 ml
            M1 = 0,1 molar
            M2 = 1 M

   Dit :  V2 = ……..?
            V1.M1   = V2.M2
            100.0,1 = V2.1
                    10 = V2

II. Dik : V1 = 100 ml
             M1 = 0,2 molar
             M2 = 1 M
     Dit : V2 = ……..?
            V1.M1   = V2.M2
            100.0,2 = V2.1
                    20 = V2



III. Dik : V1 = 100 ml
               M1 = 0,25 molar
               M2 = 1 M
       Dit :  V2 = ……..?
                V1.M1 = V2.M2
            100.0,25 = V2.1
                    25   = V2

IV. Dik : V1 = 100 ml
               M1 = 0,15 molar
               M2 = 1 M
       Dit : V2 = ……..?
               V1.M1  = V2.M2
            100.0,15 = V2.1
                    15   = V2


  Tabel 4. Pembuatan larutan dengan berbagai konsentrasi dari larutan induk
Kelompok
Larutan Yang Akan Dibuat
Ml HCl Yang Dibutuhkan
I
100 ml HCl 0,1 M
10 ml
II
100 ml HCl 0,2 M
20 ml
III
100 ml HCl 0,3 M
30 ml
IV
100 ml HCl 0,25 M
25    L

Perhitungan :
I. Dik : V1 = 100 ml
            M1 = 0,1 molar
            M2 = 1 M

   Dit :  V2 = ……..?
            V1.M1   = V2.M2
            100.0,1 = V2.1
                    10 = V2

II. Dik : V1 = 100 ml
             M1 = 0,2 molar
             M2 = 1 M
      Dit : V2 = ……..?
              V1.M1  = V2.M2
             100.0,2 = V2.1
                    20  = V2

III. Dik : V1 = 100 ml
               M1 = 0,3 molar
               M2 = 1 M
       Dit : V2 = ……..?
            V1.M1   = V2.M2
            100.0,3 = V2.1
                    30 = V2
                                                                                   
IV. Dik : V1 = 100 ml
               M1 = 0,25 molar      
   M2 = 1 M                 
      Dit :  V2 = ……..?
               V1.M1   = V2.M2                                                                                  
              100.0,1 = V2.1
                       25 = V2

4.3  Pengukuran pH Asam, Basa, dan Garam
Tabel 5. Penentuan pH larutan dengan menggunakan metilen merah dan
               penoftheilin.
Indikator
Larutan
pH Teoritis
Perubahan Warna
Sifat
Metilen Merah
NaOH  0.5 N
13,69
Bening_Kuning
Basa
Metilen Merah
HCl 0,1 N
1
Bening_Merah
Asam
Penoftheilin
NaOH 0,02 N
12,3
Bening Ungu
Basa
Penoftheilin
HHCl 0,5 N
0,31
Tetap
Asam


Tabel 6. Penentuan pH larutan dengan menggunakan pH meter atau pH stik
Larutan
pH Meter
pH Teoritis
Sifat
Warna
NaOH 0.5 N
14
0
Basa
Ungu
HCl 0,1 N
7
7
Netral



Tabel 7. Penentuan pH Larutan Dengan Menggunakan Kertas Lakmus.
Larutan
Indicator
Sifat
Perubahan Warna
A
Lakmus Biru
Netral
Tetap
B
Lakmus Merah
Basa
Merah Biru





Perhitungan :
Ø  HCl  0,1
  pH = -log(H+)
        = -log  10-1
        = 1

Ø  NaOH 0,02
POH = -log(H+)
         = -log  2x10-2
         = 2-log 2
         = 1,698
Ø  NaOH 0,5
POH = -log (OH-)
         = -log  5x1o-1
         = 5
Ø  HCl 0,5
POH = -log (OH-)
         = -log 10-5
         = 5

pH = 14-POH
      = 14-5
      = 9
Melit red
Ø  pH =-log (H+)
                  = -log 1x10-1
                 = 1-log  1        = 1
Ø  POH = -log(OH-)
         = -log  2x10-2
         = 2-log 10-2
         = 2-0,3
         = 1,7
pH = 14-POH
      = 14-1,7
      = 12,3
Ø  pH  = 14-POH                                       >  pH = 14-POH
              14 = 14-POH                                              7 = 14-POH
          POH = 14-14                                            POH = 14-7
                  = 0                                                              = 7
BAB V  PEMBAHASAN



5.1  Pengenalan Alat dan Bahan
          Dalam praktikum pengenalan alat dan bahan akan membahas tentang alat dan bahan yang ada di laboratorium. Adapun alat-alatnya yaitu:gelas ukur,labu ukur,Erlenmeyer,gelas kimia,spatula,corong, gelas arloji, tabung reaksi, karet hisap dan lain-lain.Sedangkan untuk bahan yaitu terdiri dari NaOH, K2SO4, HNO3, H3BO3, HCl2, H2SO4, dan K2Cr2O7.
          Gelas ukur adalah alat yang terrbuat dari bahan gelas dan memiliki berbagai ukuran mulai dari 10 ml sampai 2 L. Berbentuk tabung ,hamper sama dengan tabung reaksi, tetapi memiliki alas yang luas sehingga dapat ditegakan, yang fungsinya untuk mengukur volume suatu larutan dalam bentuk cairan. Alat ini tidak boleh digunakan untuk mengukur larutan atau sampel yang panas.
         Labu ukur adalah alat yang digunakan untuk membuat atau mengencerkan larutan dengan ketelitian yang tinggi. Erlenmeyer adalah alat berupa gelas yang diameternya semakin keatas semakin kecil dengan skala sepanjang dindingnya dan berfungsi untuk tempat zat yang dititrasi dan juga untuk memanaskan larutan. Gelas kimia adalah alat yang digunakan untuk mengukur volume larutan yang tidak memerlukan tingkat ketelitian tinggi dan juga berfungsi untuk menampung zat kimia. Alat ini memiliki diameter yang besar dengan skala sepanjang dinding dan ukuran gelas kimia paling besar dari alat-alat yang lain. Pipet tetes adalah alat yang digunakan untuk mengambil atau memindahkan larutan dalam jumlah yang sedikit. Spatula adalah alat yang terbuat dari bahan logam dan digunakan untuk alat bantu mengambil bahan  padat atau Kristal. Tabung reaksi adalah alat yang terbuat dari gelas dapat dipanaskan dan digunakan untuk mereaksikan zat-zat kimia dalam jumlah sedikit. Corong adalah alat yang digunakan untuk membantu kita memasuka cairan kedalam suatu tempat yang sempit biasanya terbuat dari gelas tetapi ada juga yang terbuat dari plastic.
        Potasium dichromate adalah bahan kimia yang memiliki rumus senyawa CuSO45H2O yang memiliki bentuk pasiran berwarna biru dan sifatnya berbahaya. Asam nitra adalah bahan kimia yang rumus senyawanya yaitu HNO3 memiliki sifat berbahaya dan mudah terbakar serta berbentuk cairan berwarna putih. Alkohol adalah bahan kimia yang sifatnya berbahaya dan mudah terbakar bentuknya cairan berwarna bening atau tidak berwarna dan memiliki rumus senyawa C2H5OH. Asam sulful adalah bahan kimia yang mengandung senyawa H, S, dan O yang rumus senyawanya H2SO4 bentuknya cairan bening dan sifatnya berbahaya.

5.2  Pembuatan Larutan Dengan Berbagai Konsentrasi
        Larutan merupakan campuran homogeny dari zat terlarut (solete) dengan pelarut dapat berupa padat , cair, dan gas sedangkan pelarut (solvent). Konsentrasi adalah banyaknya zat terlarut (solute) pada pelarutnya (solvent) atau jumlah  zat yang terlarut  dalam setiap satuan larutan atau pelarut. Konsentrasi memiliki satuan-satuan yaitu fraksi mol, Molaritas, Normalitas, Molalitas, Porsen berat, dan porsen volume.
       Untuk menentukan jumlah pelarut yang harus harus ditambahkan dapat  dilakukan dengan melakukan pengenceran dengan menggunakan rumus :
M1V1 = M2V2
Dengan ketentuan: M1 =Molaritas larutan awal
                                    M2 = Molaritas larutan yang akan dibuat
                                    V1 = Volume larutan awal
                                    V2 =Volume larutan yang akan dibuat

      Sedangkan untuk menghitung   jumlah gram NaOH yang harus ditimbang dapat dihitung dengan rumus:  M = gr/Mr
                                                             V
       
           Berdasarkan hasil percobaan dan data pada table hasil percobaan didapatkan jumlah gram NaOH yang harus ditimbang atau diambil dari larutan yang molaritasnya 0,1 dan volumenya 100 gr adalah 4 gr.sedangkan untuk ml larutan HCl yang dibutuhkan untuk membuat membuat larutan dengan berbagai konsentrasi dari larutan induk 100 ml HCl 0,1 M  adalah 10 ml, untuk 100 ml HCl 0,2 adalah 20 ml,untuk 100 ml HCl 0,3 M adalah 30 ml, dan untuk 100 ml HCl 0,25 M adalah 25 ml.

5.3  Pembuatan Larutan Asam, Basa , dan Garam
         Larutan adalah fase yang homogeny yang mengandung lebih dari satu komponen. Komponen yang terdapat dalam jumlah besar disebut pelarut atau solvent, sedangkan komponen yang terdapat dalam jumlah sedikit disebut zat terlarut atau solute.
        Asam adalah senyawa yang dapat memerahkan lakmus biru dan memiliki tingkat keasaman dibawah tujuh  (H<7). Asam terdapat dua macam yaitu asam kuat dan asam lemah, asam kuat adalah zat yang mengion sempurna di dalam larutan sedangkan asam lemah adalah zat yang mengion hanya sebagian kecil saja dalam  larutan. Menurut teori Arrhenius asam adalah zat yang dalam air menghasilkan ion H+  atau hydrogen. Asam memiliki sifat – sifat yaitu:
1.      Rasanya masam
2.      Memerahkan lakmus biru
3.      Bersifat korosif pada logam
4.      Menghantarkan arus listrik
5.      Jika dilarutkan akan melepaskan ion hydrogen (H+)
         Basa adalah senyawa yang dapat membirukan lakmus merah dan memiliki tingkat keasaman diatas tujuh (pH >7). Menurut teori Arrhenius basa adalah zat yang dalam air melepaskan ion hidroksida (OH-). Basa memiliki sifat-sifat yaitu:
1.      Rasanya pahit atau kesat
2.      Membirukan lakmus merah
3.      Terasa licin dikulit
4.      Menghantarkan arus listrik
5.      Dapat menetralkan asam membentuk garam dan air
6.      Jika dilarutkan akan melepaskan ion hidroksida (OH-)

          Garam adalah senyawa yang terbentuk melalui reaksi asam dengan basa. Senyawa yang mengandung ion logam (kation) dan ion sisa asam (anion). Contoh garam yang sering digunakan yaitu: bubuk pemutih, (CaCl2) yang digunakan sebagai pemutih ,penghilang baud an pembunuh bakteri. Contoh lain dari garam yaitu, natrium klorida, aluminium sulfat, dan kalsium karbonat. Garam memiliki sifat yaitu :
1.      Dapat bersifat asam, netral, dan basa tergantung dari zat pembentuknya
2.      Larut dalam air
3.      Berupa padatan Kristal
4.      Titik didih dan titik leleh tinggi
5.      Dapat menghantarka arus listrik
6.      Tidak mengubah lakmus merah maupun biru

5.4  Pengukuran pH Larutan Asam, Basa, dan Garam
         pH adalah derajat keasaman yang digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman atau kebasahan yang dimiliki oleh suatu larutan. Untuk menentukan tingkat keasaman dari suatu larutan dapat dilakukan dengan cara seperti menggunakan kertas lakmus merah dan biru, metilen merah dan jingga, indicator penoftheilin, dan pH stik atau pH meter.
        Larutan memiliki tiga sifat yaitu asam, basa, dan netral.Suatu larutan bersifat asam apabila tingkat keasaman dibawah tujuh,bersifat netral apabila tingkat keasaman sama dengan tujuh,dan bersifat basa apabila tingkat keasaman diatas tujuh. Penentuan tingkat keasaman (pH) selain dengan menggunakan alat atau indicator dapat juga ditentukan dengan menghitung dengan menggunakan rumus:
Rumus pH = - log [H+] =untuk asam
POH= -log[OH]=untuk basa
POH=pH – log[OH-]
      Pada praktikum pengujian dengan metilen merah dan indicator penoftheilin didapatkan hasil yang berbeda untuk masing-masing larutan yaitu pada larutan NaOH 0,5 N dengan menggunakan metilen merah larutannya bersifat basa dengan pH secara teoritis yaitu 15,69 dan terjadi perubahan warna pada larutan yang telah ditetesi dengan metilen merah yang semula berwarna bening menjadi kuning dan untuk larutan HCl yang sifatnya asam memiliki pH 1 dan warna larutan berubah dari bening menjadi merah. Sedangkan untuk larutan NaOH dan HCl yang ditetesi dengan penoftheilin terjadi perubahan warna pada larutan NaOH dari bening menjadi ungu sedangkan untuk larutan HCl tidak terjadi perubahan warna.
       Pada  Pengujian kedua dengan menggunakan pH meter atau pH stik untuk larutan NaOH 0,5 N setelah diukur dengan pH stik pH nya menunjukan angka 14 yang sifatnya basa dan warna yang paling mencolok yang ditunjukan pH meter yaitu warna ungu sedangkan untuk larutan HCl 0,1 N menunjukan pH 7 yang sifatnya netral.
Pada pengujian ketiga dengan menggunakan kertas lakmus untuk larutan  A yang dicelupkan dengan kertas lakmus biru warna kertas lakmus tidak berubah sehingga sifatnya netral, untuk larutan B yang dicelupkan dengan kertas lakmus merah warna kertas lakmus berubah menjadi biru yang menunjukan larutan bersifat basa.
BAB VI  PENUTUP



6.1  Kesimpulan
       Adapun kesimpulan dari praktikum ini yaitu:
1.      Alat yang ada di laboratorium ada yang terbuat dari kaca, plastic, kuarsa, platina, aluminium, karet ,dan logam.
2.      Bahan yang ada di laboratorium ada yang berifat racun dan mudah terbakar
3.      Larutan merupakan campuran homogeny dari zat terlarut dengan pelarut dapat berupa padat cair dan gas.
4.      Untuk membuat larutan dari bahan padat seperti NaOH dilakukan dengan cara menimbang zat sesuai yang diperluka kemudian dilarutkan dengan air hingga homogeny dan ditambahkan air hingga tanda batas melarutkan dan diperoleh konsentrasi sesuai yang diperlukan.
5.      Untuk mengencerkan suatu larutan dapat dihitung dengan rumus : V1M1=V2M2
6.      Asam adalah zat yang dalam air menghasilkan ion H+ dan basa adalah yang yang dalam air menghasilkan ion OH- .
7.      Larutan garam dihasilkan dari reaksi antara asam dan basa.
8.      pH adalah derajat keasaman yang digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman atau kebasahan yang dimiliki oleh suatu larutan.
9.      Untuk menentukan pH dan sifat suatu larutan dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti dengan menggunakan kertas lakmus merah dan biru, metilen merah dan jingga, indicator penoftheilin, serta dengan menggunakan pH meter.
10.  Makin kecil pH suatu larutan, maka semakin asam larutan tersebut dan sebaliknya makin besar pH suatu larutan maka semakin basa larutannya
5.2  Saran
Untuk praktikum yang akan datang kami menyarankan untuk melengkapi alat dan bahan praktikum agar praktikum kita bisa berjalan dengan lancar dan alat yang sudah rusak untuk diganti demi kenyamanan kita dalam melakukan percobaan dilaboratorium. Dan kami menyarankan agar laboratoriumnya dibuatin AC agar kita tidak kepansan di dalam laboratorium ketika melakukan percobaan di dalamnya.
DAFTAR PUSTAKA


Achmad. Hizkia.1996.Kimia Larutan . PT.Citra Aditya Bakti: Bandung
Anonim.2008.Pelarut dan Pengenceran.http://.Anehnie.com/2009/07/Pelarut dan 
              Pengencer.html. Diakses 4 Desember 2013 pukul 12.30
Anonim.2010.Penuntun Praktikum Farmasi Fisika 1.Universitas Muslim
              Indonesia Makasar.Diakses 17 Desember 2013 Pukul 17.00
Mored.2000.Chemistry As a Center Of Cience.http://www.Repository.Usu.ac.id 
              Diakses 12 Desember 2013
Day,R.A.Jr.and A.L.Underwood.1998.Kimia Analis Kuantitatif,Edisi Revisi ,
              Terjemahan R.Soedoro dkk.Erlangga:Jakarta
Ferebiology.2007.Teknik Pengenalan, Penyiapan, dan Penggunaan Alat
             Laboratorium Mikrobiologi.http:.//ferebiology07.wardpress.com
Fried.H.George.2005.Schoom’s Outlines:Tss Biologi Edisi 2. Erlangga: Jakarta
Karyadi,Grenny.1994.Kimia 2. DEPDIKBUD: Jakarta
Petrucci.Ralp.H-Suminar .1987.Kimia Dasar Edisi Empat Jilid II.Erlangga:Jakarta
Pudjaatmaka,Aloisius Hadyana.1980.Ilmu Kimia Untuk Universitas. Erlangga:   
             Jakarta